Search

Strategi Indonesia menghadapi Perkembangan Revolusi Industri 4.0

  Dengarkan Berita Ini

Pendahuluan Dunia semakin hari berkembang secara cepat. Hal-hal yang kita nikmati saat ini mungkin tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Perbedaan batas dan waktu bukan menjadi kendala. Bila dulu dimulai dengan teknologi yang dapat mendengar suara orang yang terpisah secara jarak dan waktu, sekarang kita sampai kepada teknologi dimana kita dapat menerima gambaran visual selain audio. Dan tidak terbayang teknologi apalagi yang akan mucul lima puluh atau seratus tahun mendatang. Itu merupakan salah satu contoh perkembangan teknologi yang kita nikmati saat ini, dan masih banyak lagi dampak perkembangan zaman saat ini. Perjalanan Perkembangan revolusi industri di mulai dari 1.0 dimana mekanisme produksi dengan memanfaatkan energiair dan uap. Era 1.0 terjadi pada pertengahan abad-17 yang merubah kehidupan social ekonomi masayarakat Eropa. Era ini dimulai sebelumnya dengan produktivitas yang rendah. Hal ini terjadi karena masa sebelum pertengahan abad 17 tenaga manusia menjadi satu-satunya sumber tenaga dalam melakukan produksi. Sebagai akibatnya tingkat produktivas yang rendah dan tidak dapat mengimbangi kebutuhan yang tumbuh. Selain dengan kebutuhan untuk sektor pertanian maka pendapatan yang diperoleh pun semakin rendah. Untuk bahan bakar, kayu menjadi bahan bakar utama yang digunakan masyarakat dalam kegiatan sehari-sehari. Keterbatasan kayu menjadi kendala dalam pemuhan kebutuhan (Allen, Robert G. The British Industrial Revolution in Global Prespective, 2009) Apa yang menjadi faktor pendorong terjadinya revolusi industri di Eropa?Berikut ini beberapa diantaranya: Munculnya penemuan-penemuan teknologi seperti mesin uap, mesin tenun, kapal uap, yang semua itu meningkatkan produktivitas perekonomian dan mobilitas perdagangan. Digunakannya baru bara sebagai seumber bahan bakar yang menggantikan kayu bakar. Berkembangnya teknologi pada sektor pertanian antara lain mesin pertanian seperti traktor. Urbanisasi. Perpindahan penduduk di perdesaaan karena tidak memiliki lahan pertanian. Dan kaum urban yang datang ini sebagian besar bekerja di industri manufaktur seperti pabrik dan industri yang terkait dengan pertanian. Dengan berubahnya sistem ekonomi dan sosial masyarakat ini maka muncul juga organisasi tenaga kerja yang mulai terstruktur. Dengan semakin meningkatnya produktivitas maka pendapatan mengalami peningkatan juga. Dengan pendapatan yang semakin tinggi maka pendapatan per kapita masyarakat semakin tinggi dan dampaknya membuat perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat. Selain itu perubahan tatanan sosial yang sebelumnya bersifat tradisional dan kekerabatan yang ditemui di pedesaan, dengan perpindahan penduduk yang datang dari perdesaan yang beragam maka tatanan sosial ini bergeser ke bentuk yang majemuk dan modern. Selain di mulai di Inggris revolusi industri 1.0 ini merebak juga ke bnegara lain seperti Perancis, Jerman dan diikuti negara-negara kawasan Amerika Utara khususnya Amerika serikat. Dan perkembangan industri ini sampai ke Asia dimana Jepang mengalami perkembangan teknologi dan insustrialisasi pada tahun 1860 an melalui Restorasi Meiji. Era industri selanjutnya melangkah ke era 2.0. Bila pada era sebelumnya mesin-mesin menjadi hasil penemuan yang membantu manusia dalam melakukan produktiviatas, maka pada awal abad 20, listrik membawa perubahan ke tahapan yang baru. Setelah listrik ditemukan oleh Michael Faraday dan dikembangkan maka penggunaan energi listrik lebih efektif dibandingkan dengan tenaga uap atau air karena produksi difokuskan ke satu mesin. Para era ini, produktivitas berkembang pada tahap efektivitas dan efesiensi manufaktur. Artinya tidak hanya bagaimana mengasilkan produk yang lebih banyak namun juga bagaimana dapat menghasilkan produk yang lebih banyak lagi dengan biaya yang lebih kecil dan waktu yang lebih singkat. Era inilah mulai berkembangnya program manajemen yang memunginkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas manufaktur. Manajemen atau pengelolaan ini diantaranya dengan dilakukan pembagian kerja. Bergerak pada Era Industri 3.0 dimulai dengan penemuan chip elektronik dan komputasi awal pada tahun 1969. Pada kegiatan manufaktur, produksi yang menggunakan mesin mengalami perkembangan dengan kemampuan dalam menganalisa, monitoring dan kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan secara digital. Pada era ini juga ditemukan untuk pertama kali Programmable Logic Controller (PLC) pada tahun 1960-an yang memungkinkan otomatisasi dan robotisasi dalam sistem produksi. Penemuan dan pembuatan perangkat elektronik, seperti transistor selanjutnya chip sirkuit yang terintegrasi memungkinkan untuk lebih mengotomatisasi mesin-mesin individual untuk melengkapi atau mengganti operator. Periode ini juga melahirkan pengembangan system perangkat lunak untuk memanfaatkan perangkat keras elektronik. Sistem terintegrasi, seperti perencanaan kebutuhan material, digantikan oleh alat perencanaan sumber daya perusahaan yang memungkinkan manusia untuk merencanakan, menjadwalkan, dan melacak arus produk melalui pabrik. Tekanan untuk semakin mengurangi biaya menyebabkan banyak produsen memindahkan komponen dan operasi perakitan ke negara-negara berbiaya rendah. Dengan kondisi ini makan dikenal manajemen rantai pasokan. Era Industri 4.0 Dan saat ini kita tiba pada era industri 4.0, yaitu dengan menghubungkan manufaktur yang dioperasionalkan dengan komputasi dan internet. Dua hal tersebut menjadi faktor utama dalam perkembangan kemajuan manufaktur saat ini dan dimasa yang akan datang. Pada prinsipnya yang menjadi penekanan dari era industri 4.0 ini terdiri dari: Interkoneksi yang terdiri dari kolaborasi, standardisasi dan keamanan. Tantangan era industry 4.0 datang dari beberapa aspek diantaranya adalah: Tantangan lingkungan : dunia mulai merasakan perubahan iklim yang diakibatkan karena pola hidup manusia di dunia. Bumi menjadi semakin panas. Dan penggunaan dan eskploitasi bumi membuat sumber daya alam semakin langka. Tantangan politik dan regulasi : Standardisasi menjadi suatu keharusan dalam suatu industri. Setidaknya yang menjadi komponen dasar dalam manajemen, yaitu product, place, people dan promotion , harus memiliki standar yang diperlukan untuk mengembangkan industri luas dan meningkatkan produktivitas. Informasi yang mudah diakses akan menjadi potensi masalah bila digunakan kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Keamanan data dan informasi menjadi sesuatu yang penting dalam era industry 4.0 Tantangan ekonomi : tuntutan permintaan masyarakat bukan saja produk yang dibutuhkan namun sudah bergeser kepada kebutuhan inovasi, sesuatu yang baru dan juga permintaan yang berorientasi pada layanan yang lebih tinggi. Selain itu kolaborasi dalam hal networking menjadi modal dalam hal pengembangan industri. Industri berlomba-lomba untuk mengembangkan usahanya ke semakin luas. Usaha saat ini yang mulai berkembang dengan memanfaatkan kemajuan media social. Perkembangan e-commerce yang dulu didominasi pemain besar seperti alibaba, sekarang mulai diramaikan dengan pemain dalam negeri seperti bukalapak, blibli dan masih banyak lagi. Tantangan sosial : diantaranya adalah pertumbuhan penduduk dunia yang melambat, dimana keadaannya penduduk dengan usia lanjut akan semakin meningkat, dan migrasi antar negara semakin tinggi. Dan sudah banyak orang yang bekerja secara virtual, yang tidak dibatasi dengan letak dan waktu. Selain itu semakin banyak penduduk dunia yang akan memilih tinggal di perkotaan, karena tawaran fasiltas ruang eksternal dan pelayanan dasar masyarakat yang lebih lengkap. Tantangan teknis seperti penggunaan data eksponesial sebagai akibat perkembangan teknologi. Hal di atas adalah tantangan yang dihadapi dunia secara umum, bagaimana pemerintah dalam menghadapi tantangan yang dijelaskan di atas. Pemerintah telah menyusun strategi administrasi di era industri 4.0 seperti gambar di bawah ini. Sumber : PPT Strategi Administrasi Pembangunan dalam Merespon Era Revolusi Industri 4.0 Simpulan Dengan menyusun strategi adminitrasi dalam menghadapi pembangunan era industri4.0 diharapkan Indonesia siap dalam menghadapi perkembangan dan dapat bersaing dengan negara-negara lain. Indonesia dapat berkembang tidak saja menjadi target pasar namun menjadi pemain industri 4.0 yang mampu menghasilkan produk (barang dan jasa) yang dapat dipasarkan secara masif dan dapat meningkatkan perekonomian bangsa yang menuju kesejahteraan yang tidak meninggalkan prinsip sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Caterin M. Simamora, MSM (Widyaiswara Muda) Referensi https://www.ajarekonomi.com/2018/04/melihat-sejarah-lahirnya-revolusi.html https://id-taxer.blogspot.com/2018/11/tahap-era-revolusi-industri-1-sampai-4.html Bahan Tayang Strategi Administrasi Pembangunan dalam Merespon Era Revolusi Industri 4.0 Sumber gambar : http://sirie.co.id/kawasan-industri-4-0/

  • Share