Search

Implementasi Rancangan Pelatihan Kemetrologian bagi Juru Timbang Menggunakan Metode ADDIE Studi Kasus : Bandung Raya

  Dengarkan Berita Ini

Sistem pelatihan juru timbang yang dilakukan melalui metode ADDIE dilakukan melalui lima tahapan yaitu yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Tahapan Analisis Juru Timbang merupakan petugas yang akan bertugas untuk mengecek timbangan yang digunakan di masyarakat, baik di pasar tradisional maupun pasar modern. Pengecekan yang dilakukan tidak menggantikan proses peneraan karena dilakukan dengan tidak membuka segel. Mereka diberi kewenangan dan tugas untuk menguji kebenaran penunjukkan timbangan yang digunakan oleh pedagang. Pelatihan peneraan timbangan yang biasa diselenggarakan oleh PPSDK adalah pelatihan yang ditujukan untuk penera dalam melakukan tugas peneraan. Diperlukan sebuah rancangan pelatihan baru yang merupakan modifikasi dari pelatihan peneraan timbangan dan disesuaikan dengan tugas juru timbang. Latar belakang juru timbang yang tidak semuanya dari bidang teknis merupakan pertimbangan penting sehingga pelatihan ini dirancang bersifat sederhana, meminimalisir teori, memperbanyak praktikum dan orientasi lapangan. Juru timbang tersebar di seluruh wilayah Indonesia sehingga pelatihan tidak bisa dilakukan hanya di PPSDK, sehingga perlu dipertimbangkan untuk melakukan pelatihan di daerah dengan sumber daya lokal yang tersedia. Tahap Desain Prosedur pengujian juru timbang dilakukan sesuai intruksi kerja yang disusun secara sederhana oleh Direktorat Metrologi dalam Peraturan Menteri Perdagangan No 51 Tahun 2019 tentang Juru Ukur, Takar dan Timbang. Instruksi kerja memuat instruksi persiapan, pengujian timbangan serta pelaporan hasil pengecekan timbangan yang meliputi timbangan meja, dacin, timbangan bobot ingsut, timbangan elektronik dan timbangan pegas. Pelatihan yang di desain selama dua hari sejauh ini dinilai memadai sebagai kemampuan awal yang harus dimiliki oleh juru timbang. Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan kompetensi berupa pemahaman dan kemampuan para calon juru timbang untuk melakukan pengecekan kebenaran timbangan yang digunakan di pasar. Sehingga timbangan yang beredar di pasar dalam kondisi baik dan layak pakai diantara jangka waktu tera ulang. Tahap Pengembangan Pada tahap ini dilakukan perancangan pelatihan Juru Timbang dengan tujuan memberi pemahaman dan kemampuan para calon juru timbang untuk melakukan pengecekan kebenaran timbangan yang digunakan di pasar. Untuk mencapai kompetensi tersebut diperlukan rancangan pelatihan yang sederhana dan tepat sasaran, sesuai dengan calon peserta pelatihan. Calon peserta pelatihan adalah para pengelola pasar dengan berbagai latar belakang pendidikan. Sehingga materi harus disesuaikan dengan pemahaman awal peserta. Peserta berasal dari dinas pengelola pasar, teknisi dan operator pada took retail seperti Yogya Group, Borma dan Indomaret dengan latar belakang sarjana, SMK dan SMA dengan jurusan yang beragam mulai administrasi sampai teknik. Bagi para peserta pengetahuan dasar mengenai metrologi khususnya timbangan bukan merupakan hal baru khususnya cara penggunaan, sedangkan untuk pengujiannya sama sekali merupakan hal yang baru sehingga pelatihan ini dirancang agar peserta mempunyai kompetensi untuk menguji performa timbangan. Gambar 1. Alur Proses Pembelajaran Juru Timbang Rancangan alur proses pembelajaran dijelaskan pada Gambar 1. Total pembelajaran adalah 20 JP (2 hari) meliputi pembelajaran teori serta praktek di laboratorium. Materi yang disusun berdasarkan intruksi kerja yang terdapat dalam Peraturan Menteri Perdagangan No 51 Tahun 2019 tentang Juru Ukur, Takar dan Timbang meliputi: Teori Dasar Timbangan (3 JP) Teori Pengujian TBO Mekanik (4 JP) Teori Pengujian TBO Elektronik (3 JP) Praktikum Pengujian TBO Mekanik dan Elektronik (10 JP) Setelah mengikuti pembelajaran di PPSDK selama 2 hari lalu dilanjutkan dengan uji coba lapangan sesuai dengan daerah kerja masing-masing peserta. Media pembelajaran serta alat praktek berupa berbagai jenis timbangan dimaksimalkan untuk memperoleh kompetensi peserta yang diharapkan. Rancangan pembelajaran ini fleksibel dalam penentuan jumlah pengajar yang diperlukan. Jika peserta pelatihan lebih dari 10 orang maka pengajar praktikum yang terlibat sekitar 5 orang, sehingga waktu tunggu peserta dapat diminimalisir. Tahap Implementasi Rancangan pembelajaran Juru Timbang seperti dijelaskan pada Gambar 1 diuji cobakan langsung dengan melibatkan para calon juru timbang di Wilayah Bandung Raya. Pelaksanaan dilakukan dalam 2 angkatan, angkatan I diselenggarakan pada tanggal 4-5 Maret 2018 dengan 26 peserta, sedangkan Angkatan II diselenggarakan pada tanggal 11-12 Maret dengan peserta sebanyak 32 orang. Komposisi peserta dijelaskan pada grafik dalam Gambar 2. Gambar 2. Peserta Pelatihan Juru Timbang Angkatan I dan II Dari grafik pada Gambar 2 terlihat bahwa terjadi perubahan komposisi peserta. Peserta dari unit pasar mengalami peningkatan signifikan yaitu dari 58% menjadi 75% dan ini sesuai dengan tujuan digagasnya juru timbang. Juru timbang diharapkan melibatkan personil di luar SDM metrologi, bisa dari pengelola pasar dan retail atau dari masyarakat umum. Sementara ini peserta pelatihan masih ada yang berasal dari unit metrologi legal, namun bukan berarti hal yang salah karena bisa saja juru timbang yang berasal dari unit metrologi legal ini difungsikan sebagai bagian dari pembina para juru timbang lainnya. Pembelajaran dilakukan selama 2 hari (20 JP) kemudian dilanjutkan dengan uji coba lapangan di wilayah kerja masing-masing. Salah satu pasar yang menjadi tempat uji coba lapangan adalah Pasar Cihapit Kota Bandung. Direktur Metrologi ikut hadir untuk memantau dan memastikan hasil pembelajaran juru timbang berlangsung efektif dan sesuai harapan. Tahap Evaluasi Evaluasi dilakukan dengan beberapa metode, yaitu: Uji Coba langsung di Lapangan Kuesioner yang disebar ke peserta pelatihan. Praktek di laboratorium dilakukan per orang per alat, tidak dilakukan secara berkelompok untuk memastikan tiap peserta mencapai kompetensi yang sama. Untuk tiap peserta pelatihan dengan dibimbing oleh 5 orang Pengajar, sehingga dapat mengenalkan pengujian timbangan dengan lebih jelas. Umpan balik dari peserta sangat menggembirakan, semua peserta dapat melakukan pengujian timbangan sesuai dengan instruksi kerja yang dikeluarkan oleh Direktorat Metrologi dalam Peraturan Menteri Perdagangan No 51 Tahun 2019 tentang Juru Ukur, Takar dan Timbang. Uji coba di lapangan dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta dalam melakukan pengecekan timbangan secara langsung di pasar tempat mereka bertugas. Uji coba dipantau dan di evaluasi oleh Direktorat Metrologi termasuk Direktur dan jajarannya. Hasil evaluasi menunjukkan para peserta siap untuk melaksanakan tugasnya sebagai juru timbang. Kuesioner yang disebarkan pada peserta pelatihan menunjukkan hasil rata-rata 4,43 dalam skala Likert yang berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran dinilai sangat baik oleh peserta. Skala yang digunakan adalah 1 sampai 5 yang menggambarkan pendapat para peserta pelatihan terhadap pelaksanaan pelatihan mulai dari sangat buruk, buruk, cukup, baik dan sangat baik. Dari tanya jawab yang dilakukan oleh panitia didapat tanggapan dan masukan sebagai berikut: Pelatihan sangat bermanfaat bagi peserta dalam rangka menunaikan tugasnya sebagai juru timbang Waktu pelaksanaan selama 2 hari dirasa cukup, tidak sampai mengganggu tugas kantor Penyampaian materi sangat jelas, namun bisa lebih ditambahkan praktek agar lebih jelas lagi. Sarana kelas agak kurang mendukung, terutama pencahayaan karena terlalu silau untuk melihat tayangan di proyektor. Alat praktek sebaiknya ditambah agar waktu tunggu para peserta berkurang Pengajar sebaiknya ditambah terutama saat praktikum sehingga dapat lebih mengoptimalkan pembelajaran.

  • Share