Search

Bela Negara Anak Bangsa

  Dengarkan Berita Ini

Indonesia adalah tumpah darah kita. Indonesia tanah air beta. Negara yang sangat kaya sumber daya dan keragaman dalam Bhinneka Tunggal Ika menjadi bersatu dalam persatuan Indonesia. Momentum perjuangan bangsa Indonesia sejak pergerakan Boedi Oetomo 1908 dan Soempah Pemoeda 1928 telah menjadi tonggak awal persatuan kebangsaan, dedikasi pemuda anak bangsa dalam berbangsa, bernegara dan berbahasa Indonesia. Sejarah perjuangan bangsa sampai tercapainya kemerdekaan Indonesia jelas menjadi perubahan yang digerakkan oleh jiwa dan semangat pemuda. Wahai pemuda anak bangsa, kalian harus berubah cerdas dan menjadi bagian perubahan dengan melakukan sesuatu untuk bela negara sekecil kebaikan apapun yang bisa lakukan untuk Indonesia. Wawasan Kebangsaan Indonesia Indonesia adalah ‘zamrud khatulistiwa’ dari Sabang sampai Merauke yang membentang antara dua benua dan dua samudera. Pemahaman nilai wawasan kebangsaan Indonesia harus menjadi dasar dari semua lapisan masyarakat untuk membangun kesadaran berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Pembukaan UUD 1945 mengamanahkan perlunya menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Kemajemukan tetap dilandaskan pada Pancasila dan UUD 1945 untuk menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotis dalam menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia. Secara umum, setiap anak bangsa wajib memahami, memaknai landasan berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila sebagai landasan idiil dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional. Pemahaman lainnya adalah tentang bentuk negara Kesatuan dan makna Kesatuan, Lambang-lambang Negara, mampu mengidentifikasi dan mentaati peraturan perundang-undangan serta membina kerukunan dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Perubahan Lingkungan Strategis Perubahan merupakan keniscayaan dalam dinamika kehidupan. Republik Indonesia, sebagai sebuah organisasi yang besar menjadi anggota keluarga negara-negara di dunia yang tak bisa dihindari adanya perubahan sebagai perjalanan peradaban manusia. Perubahan lingkungan strategis dapat terjadi dari perubahan dari internal maupun eksternal. Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (dalam LAN RI, 2017) menyebutkan ada empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan masyarakat sesuai dengan profesinya. Pertama adalah individu, keluarga (family); kedua, masyarakat pada level Lokal dan Regional (community/culture); ketiga, Nasional (society); dan keempat Dunia (global). Dari keempat level dimaksud, dapat dikatakan bahwa perubahan global yang terjadi selama ini membawa konsekuensi semua negara untuk berperan serta menjadi bagian dari perubahan. Berkembang pesatnya teknologi informasi global berimplikasi pada ‘sirnanya’ batas-batas negara karena cepatnya proses informasi yang nyaris tanpa batas. Untuk mencermati hal tersebut, perlu menjadi fokus perhatian anak bangsa segera berbenah dengan segala kemampuan dan mengembangkan modalitas potensi yang ada. Modal insani dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis, secara konsep modal manusia (human capital concept) beranggapan bahwa manusia merupakan suatu bentuk modal yang tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas, ketrampilan dan produktivitas kerja. (LAN RI, 2017). Menurut Ancok (dalam LAN RI, 2017) ada enam komponen dari modal manusia, yakni: Modal Intelektual, sebagai perangkat yang diperlukan untuk menemukan peluang dan mengelola perubahan organisasi melalui pengembangan sumber dayanya. Modal Emosional, menurut Goleman sebagai bentuk kecerdasan emosional yang menggambarkan kemampuan manusia untuk mengenal dan mengelola emosi diri sendiri, serta memahami emosi orang lain agar dapat mengambil tindakan yang sesuai dalam berinteraksi dengan orang lain. Modal Sosial, adalah jaringan kerjasama diantara warga masyarakat yang memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang dihadapi mereka. Modal Ketabahan, menurut Paul G. Stoltz adalah modal untuk sukses dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sebuah organisasi birokrasi. Modal Etika/Moral, adalah sebagai kapasitas mental yang menentukan prinsip-prinsip universal kemanusiaan dan harus diterapkan ke dalam tata nilai, tujuan dan tindakan. Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani, badan atau raga adalah wadah untuk mendukung manifestasi lima modal tersebut. Nilai-nilai Bela Negara Kesadaran bela negara pada hakikatnya adalah upaya untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan cinta tanah air. Kesadaran upaya bela negara menjadi kewajiban dasar dan kehormatan bagi setiap warga negara yang dapat menumbuhkan jiwa dan semangat patriotis dan nasionalis masyarakat. Kesadaran yang penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada bangsa dan negara merupakan bentuk cinta tanah air. Nilai-nilai bela negara yang wajib dipahami penerapannya oleh semua lapisan kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara (LAN RI, 2017) adalah: Cinta Tanah Air Negeri zamrud khatulistiwa yang luas dan kaya sumber daya wajib dicintai oleh seluruh lapisan masyarakat. Kesadaran bela negara cinta tanah air dapat diwujudkan dengan mengenali dan memaknai sejarah Indonesia, melestarikan budaya-budaya nasional dan menjaga lingkungan serta nama baik negara Indonesia. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap dan integritas yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan cita-cita yang luhur tujuan bangsa Indonesia. Pancasila Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia sebagai dasar ideologi dan filosofi dalam berbangsa dan bernegara menjadi alat pemersatu keberagaman dan kemajemukan dalam menangkal segala bentuk ancaman, tantangan dan hambatan. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara Rela berkorban untuk bangsa dan negara sebagai wujud bela negara merupakan sikap perilaku yang lebih mengutamakan kepentingan nasional ketimbang kepentingan pribadi atau golongan. Memiliki Kemampuan Bela Negara Kemampuan bela negara dapat diwujudkan dengan tetap menjaga kedisiplinan, tertib, ulet dan tangguh bekerja keras dalam menjalani aktivitasnya sesuai dengan profesi masing-masing. Berikut beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di berbagai lingkungan (LAN RI, 2017): Menciptakan suasana rukun, damai dan harmonis dalam keluarga (lingkungan keluarga); Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga); Meningkatkan iman, taqwa dan iptek (lingkungan pelatihan). Kesadaran untuk mentaati tata tertib pelatihan (lingkungan kampus/lembaga pelatihan); Menciptakan suasana rukun, damai dan aman dalam masyarakat (lingkungan masyarakat); Menjaga keamanan kampung secara bersama (lingkungan masyarakat); Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara); Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara). Manfaat kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik, antara lain: Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas dan pengaturan kegiatan lain; Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan; Membentuk mental dan fisik yang tangguh; Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuan diri; Melatih jiwa kepemimpinan dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok; Membentuk iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu; Berbakti pada orang tua, bangsa dan agama; Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan; Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin; dan Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat dan kepedulian antar sesama.. Pada akhirnya, wahai anak bangsa, kenali Indonesia-mu, temukan passion-mu, berkaryalah untuk masa depan Bangsamu (Pragiwaksono, 2011) Simpulan Kesiapsiagaan dan kesadaran bela negara menjadi tanggung jawab semua lapisan masyarakat, khususnya pemuda anak bangsa sebagai generasi penerus harus mampu memahami dan memaknai wawasan kebangsaan, perubahan lingkungan strategis dan nilai-nilai bela negara dengan integritas dan jiwa besar, patriotis serta nasionalis dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, INDONESIA. M. H. Adji Susanto Widyaiswara Ahli Utama Pusdiklat Perdagangan Daftar Pustaka Pragiwaksono, Panji. 2011. Nasional.is.me. Yogyakarta: Bentang. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Kesiapsiagaan Bela Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Analisis Isu Kontemporer. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Sumber Gambar:https://pixabay.com/en/forest-trees-firefighters-78239/

  • Share